Cara penggantian Transistor dengan type lain (Cross Reference)

Rabu, Juli 21, 2010





Banyak yang bertanya-tanya dapatkah transistor bawaan digantikan dengan transistor lain dengan resiko seminimal mungkin?,

Bisa saja!
Dengan catatan bahwa transistor yang akan kita ganti memiliki karakter yang sama dan mempunyai spesifikasi yang tidak jauh berbeda.
ada beberapa langkah untuk mempertimbangkan penggantian transistor dengan yang mempunyai model dan type yang berbeda :
1. Pastikan transistor yang akan diganti mempunyai jenis yang sama PNP atau NPN.
2. Pastikan kedudukan tempat transistor itu memungkinkan untuk penggantian.
3. Perhatikan rancang bangun papan tercetak untuk letak kaki-kaki transistor memungkinkan.
4. Pastikan bahwa transistor pengganti tidak memiliki perbedaan spesifikasi terlalu jauh.
5. Perlunya informasi mengenai integrasi komponen kaki-kaki dalam transistor keduanya

Perhatikan gambardisamping !

Pada Transistor 2SD2499 ada dua integrasi komponen didalamnya R=40 Ohm dan Dioda, begitu juga dengan transistor TT 2190Ls mempunyai komponen integrasi yang sama. Perbedaannya terletak pada nilai resistor (R) yang membentang antara Basis dan Emitor nya.
Nilai Resistor(R)BE pada 2SD2499 adalah 40 ohm typical, dan nilai Resistor(Rbe) pada TT2190Ls adalah 13.8 ohm.
Pertanyaan nya adalah apakah transistor TT2190Ls dapat tergantikan oleh 2SD2499 ?
Jawabnya jelas dapat tergantikan !, dengan sedikit modifikasi diluar integrasi komponen pada transistor TT2190Ls. caranya menggunakan hukum ohm sederhana.

Nilai Rbe pada 2SD2499 = 40 ohm kita anggap sebagai R1, Rbe pada TT2190Ls = 13.8 ohm, kita anggap sebagai R2.
Nilai Rbe 3 berbanding 1, artinya dengan tambahan resistor 20 ohm external yang di sambungkan pararel dengan Rbe internal pada 2SD2499 (pada kaki basis dan emitornya) sudah dapat mewakili nilai sesungguhnya Rbe pada TT2190Ls, dengan nilai Rbe(total) = 13,333 ohm, dan itu cukup sebagai resistor pengganti.
semoga bermanfaat!

Sistem Satuan dan Ukuran Standar Kelistrikan

Minggu, Februari 07, 2010

Pada awal perkembangan teknik pengukuran, dikenal dua sistem satuan yaitu sistem metrik (dipelopori Perancis sejak 1795) dan sistem CGS (centimeter-gram-second) yang dipelopori oleh Amerika Serikat dan Inggris (kedua Negara ini juga menggunakan sistem metrik untuk kepentingan internasional). Dan sejak tahun 1960 dikenalkan Sistem Internasional (SI Unit) sebagai kesepakatan internasional.

Ada enam besaran yang dinyatakan dalam sistem SI, yaitu:

tabel 1. besaran dalam satuan SI


Secara praktis besaran listrik yang sering digunakan adalah volt, amper, ohm, henry dsb. Kini sistem SI sudah membuat daftar besaran, satuan dan simbol dibidang kelistrikan dan kemagnetan yang berlaku internasional.

tabel 2. Besaran dan simbol kelistrikan dalam sistem SI


Ukuran Standar Kelistrikan

Ukuran standar dalam pengukuran sangat penting, karena sebagai acuan dalam peneraan alat ukur yang diakui oleh komunitas internasional. Ada enam besaran yang berhubungan dengan kelistrikan yang dibuat sebagai standart, yaitu standar amper, resistansi, tegangan, kapasitansi, induktansi, kemagnetan dan temperatur.

1. Standar ampere, menurut ketentuan Standar Internasional (SI) adalah arus konstan yang dialirkan pada dua konduktor didalam ruang hampa udara dengan jarak 1 meter, diantara kedua penghantar menimbulkan gaya = 2 x 10-7 newton/m panjang.

2. Standar resistansi, menurut ketentuan SI adalah kawat alloy manganin resistansi 1Ώ yang memiliki tahanan listrik tinggi dan koefisien temperature rendah, ditempatkan dalam tabung terisolasi yang menjaga dari perubahan temperatur atmospher.

3. Standar tegangan, ketentuan SI adalah tabung gelas Weston mirip huruf H memiliki dua elektrode, tabung elektrode positip berisi elektrolit mercury dan tabung electrode negatip diisi elektrolit cadmium, ditempatkan dalam suhu ruangan. Tegangan electrode Weston pada suhu 20°C sebesar 1.01858 V.

4. Standar Kapasitansi, menurut ketentuan SI, diturunkan dari standart resistansi SI dan standar tegangan SI, dengan menggunakan sistem jembatan Maxwell, dengan diketahui resistansi dan frekuensi secara teliti akan diperoleh standar kapasitansi (Farad).

5. Standar Induktansi, menurut ketentuan SI, diturunkan dari standar resistansi dan standar kapasitansi, dengan metode geometris, standar induktor akan diperoleh.

6. Standart temperature, menurut ketentuan SI, diukur dengan derajat Kelvin besaran derajat kelvin didasarkan pada tiga titik acuan air saat kondisi menjadi es, menjadi air dan saat air mendidih. Air menjadi es sama dengan 0°Celsius = 273,16°Kelvin, air mendidih 100°C.

7. Standar luminasi cahaya, menurut ketentuan SI adalah Kandela yaitu yang diukur berdasarkan benda hitam seluas 1 m2 yang bersuhu hk lebur platina ( 1773 oC ) akan memancarkan cahaya dalam arah tegak lurus dengan kuat cahaya sebesar 6 x 105 kandela.

Semoga bermanfaat,



Hukum Ohm


Rumusan diatas merupakan rangkuman yang merupakan turunan dari rumus utama, pegangan setengah wajib bagi para pecinta teknik listrik dan elektro.
untuk penjelasan terhadap rumus2 diatas dirasa sangat mungkin berasumsi bahwa rata-rata orang teknik mengetahui detail.
Lumayan jika rumusan ini dicatat pada kertas kecil didalam dompet seukuran KTP atau SIM, jaga-jaga kalau ada beberapa rumusan yang lupa.

semoga bermanfaat.